Mungkin kita sepakat kalau Jambi kita sebut dengan Negeri Pantun. Kenapa? Tentunya hal ini beralasan, karena Jambi sangat kaya dengan Pantun-pantunnya. Sudah sewajarnya imej tersebut melekat pada Jambi.
Anda bisa perhatikan lirik-lirik lagu Jambi yang umumnya kebanyakan berisikan pantun, atau anda juga bisa mendengar anak-anak muda di Jambi yang senantiasa menggunakan pantun sebagai media untuk merayu pasangannya, bahkan di pelosok Jambi ada sebuah tradisi yang disebut tradisi berbalas pantun.
Di sini saya coba menghadirkan kepada anda beberapa pantun yang biasa digunakan oleh masyarakat Jambi :
Anda bisa perhatikan lirik-lirik lagu Jambi yang umumnya kebanyakan berisikan pantun, atau anda juga bisa mendengar anak-anak muda di Jambi yang senantiasa menggunakan pantun sebagai media untuk merayu pasangannya, bahkan di pelosok Jambi ada sebuah tradisi yang disebut tradisi berbalas pantun.
Di sini saya coba menghadirkan kepada anda beberapa pantun yang biasa digunakan oleh masyarakat Jambi :
Batanghari aeknyo tenang
Sungguhpun tenang deras ke tepi
Anak Jambi jangan dikenang
Kalo dikenang merusak hati
Kami ba umo di lereng bukit
Rebah padi digiling batang
Kami umpamo si burung pipit
Kemano terbang di halau orang
Hidup api pangganglah kuau
Kuau tepanggang si abang kaki
Maksud hati nak meraih pulau
Pulau dijago si Nago sakti
Lubuk pungguk tepian Napal
Tempat budak mencuci baju
Awak biduk nak serempak kapal
Idakkan mungkin nyo samo laju
Bederai hujan di rimbo
Tibo di padi bederai jangan
Becerai kito di muko
Namun di hati becerai jangan
Hanya itu pantun yang bisa saya sajikan, masih banyak pantun-pantun lainnya yang sering digunakan oleh masayarakat Jambi dalam berbagai acara adat, acara muda-mudi dan acara-acara lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar