Lain padang lain ilalang, lain lubuk lain ikannya begitu juga lain tempat, lain pula pepatah adatnya. Berikut ini saya sajikan beberapa pepatah adat yang ada di tengah masyarakat Jambi sebagai bagian dari khasanah kebudayaan Indonesia:
Pemimpin itu hendaknyo ibarat sebatang pohon, batangnyo besak tempat besandar, daunnyo rimbun tempat belindung ketiko hujan tempat beteduh ketiko panas, akarnyo besak tempat besilo.. pegi tempat betanyo, balik tempat babarito.
(Pemimpin itu hendaknya jadi pengayom)
Janganlah Telunjuk lurus, kelingking bekait..
( janganlah lain di kata lain di hati)
Jangan menggunting kain dalam lipatan, menohok kawan seiring..
(jangan menghianati kawan sendiri)
Hendaknyo masalah iko Jatuh ke api hangus, jatuh ke aek hanyut..
(hendaknya masalah ini cukup selesai di sini/cukup sampai di sini)
Hendaknyo tibo nampak muko, balik nampak punggung..
(hendaknya datang secara baik-baik, pergi juga secara baik-baik)
Awak pipit nak nelan jagung
(impian yang terlalu besar, impian yang tidak mungkin)
Pegi macang babungo, balik macang bapelutik..
(istilah yang dipakai untuk orang yang merantaunya hanya sebentar)
Kalu aek keruh di muaro, cubo tengok ke hulu
(Kalau ada suatu masalah terjadi, cobalah lihat dulu penyebabnya)
Tepagar di kelapo condong, batang di awak buah di kanti
(Istilah ini dipakai untuk yang salah menikahi pasangannya, raga millik kita tapi cinta milik orang lain)
Itulah beberapa pepatah/sloko adat Jambi yang bisa saya informasikan, tentunya masih banyak lagi pepatah-pepatah lain yang sering dipakai dalam keseharian maupun dalam acara adat masyarakat Jambi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar